Sabtu, 20 Desember 2014

Ketika Seorang Ibu Memburu Bahagia

Judul Buku : Bahagia Ketika Ikhlas
Penulis : Rena Puspa
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Cetakan : I, 2014
ISBN : 978-602-02-4557-7



Menjadi fulltime mom seringkali dipandang hanya sebatas  dapur, sumur, dan kasur.Jadi bagaimana mungkin dia mendapatkan bahagia kalau hanya terbatas di rumah saja?

Atau working mom yang dipandang tidak memiliki waktu banyak untuk bercengkrama dengan suami dan anak.Jadi bagaimana mungkin dia bisa bahagia jika waktu-waktunya lebih banyak diluaran?

Buku “Bahagia Ketika Ikhlas” dari Rena Puspa bisa menjadi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan seputaran fulltime mom ataupun working mom untuk memburu bahagia dengan keadaannya masing-masing. Karena menurut Penulis, dengan hati bahagia proses pemenuhan kewajiban menjadi seorang ibu dapat berjalan optimal.

Ya, buku unik ini tidak hanya dikhususkan untuk mereka yang bergelar Ibu tapi juga dipersembahkan untuk para calon ibu. Penulis menjabarkan secara luas dari proses kehamilan sampai proses menyusui, berbagai tips dari seorang ibu yang menjadi Manager keuangan sampai menjadi Chef. Bahkan penyebab stress dan baby blues syndrome pada ibu beserta solusinya disampaikan secara lugas oleh penulis.

Dalam buku ini bukan hanya ditujukan bagi mereka yang fulltime mom, justru saya tertarik karena buku ini bisa menjadi  buku pegangan penting bagi working mom. Sebab pilihan menjadi fulltime mom ataupun working mom bisa menjadi jalan meraih bahagia, menurut Penulis kebahagiaan yang kita alami adalah ketika kita mampu memenuhi apa yang diri kita inginkan, jangan pernah mematok kebahagiaan kita  berdasar kebahagiaan orang lain, karena belum tentu sesuatu yang bisa membuat orang lain tampak bahagia nantinya akan berefek sama kalau terjadi pada kita.(halaman 85)

Maka, bahagia itu akan datang dengan sendirinya jika seorang ibu mampu menanamkan keikhlasan pada dirinya dengan atau dalam kondisi apapun. Jawaban yang selama ini saya cari justru muncul dalam buku ini, bahwa seorang ibu dan istri yang sempurna bukanlah seorang wanita yang mampu terus bergerak tanpa henti, justru yang mampu mengendalikan diri kapan harus bergerak dan kapan harus berhenti .(halaman 170)

Ikhlas adalah jawaban, entah sebagai fulltime mom atau sebagai working mom atau pun sebagai working at home walaupun dengan kondisi terbatas di rumah atau di kantor, sebab jika kita memiliki konsep ikhlas yang benar, maka tidak akan terjadi penumpukan masalah di hati (halaman 107). Dan konsep-konsep yang mendasari tentang ikhlas ini disampaikan secara apik oleh penulis. Ikhlas memang tidak mudah dilakukan tapi dia bisa dilatih keberadaannya di hati kita. Ikhlas sejati akan melahirkan rasa syukur bukan rasa sombog, ikhlas hadir di saat hati kecewa akan membuat hati penuh rasa sabar bukan rasa putus asa.

Jadi, diakhir paragraf penulis menuturkan bahwa jalan bahagia dapat diwujudkan tanpa harus menjadi supermom tanpa cela, justru sebaliknya cukuplah menjadi original mom lengkap dengan segala kekurangannya namun tetap percayalah dengan kekuatan super milik Allah Ta’ala( halaman 182). Maka berlatihlah untuk ikhlas dalam setiap keadaan, karenanya seorang ibu yang dirindu surga akan terlahir dari sana.

“Jika kamu ingin anak-anakmu dicintai oleh istrimu, maka cintailah istrimu dengan sepenuh hati, maka dia akan mencintai anak-anakmu dengan sepenuh hati.” (Quote populer halaman 59)

Buku ini recommended untuk para calon ibu dan para ibu, untuk calon ayah atau para ayah, agar setiap  langkah kita dipenuhi keikhlasan yang berbuah bahagia.





Rabu, 21 Mei 2014

Nggak Penting Bilang 'I Love You'

Ada beberapa wanita yang sudah menikah menghadiri suatu acara Seminar “Bagaimana Menjalin hubungan Penuh Cinta dgn Pasangan Kita”

Pembicara yang juga seorang wanita bertanya kepada para peserta seminar: ”Siapa di antara Ibu-ibu yang mencintai suaminya?”

Seluruh peserta seminar mengacungkan tangannya.


”Kapan terakhir anda mengucapkan 'Aku Sayang Kepadamu' secara langsung kepada suami anda?”


Sedikit wanita berkata hari ini, ada yang berkata kemarin, sebagian besar lupa kapan terakhir mereka mengatakan kalimat tersebut kepada suami mereka.

Sang pembicara kemudian meminta mereka mengambil HP dan mengirimkan SMS dengan kalimat “Aku Cinta Padamu, sayang..” kepada suami mereka masing-masing.

Beberapa saat kemudian si pembicara meminta mereka bertukar HP dan membacakan isi jawaban SMS dari para suami.

Selasa, 20 Mei 2014

Panen Predator

Seorang anak yang masih duduk di bangku SD terkejut ketika melihat Mama nya pulang cepat dari kantor. Selama ini dia hanya berdua saja dengan mbak Suster kalau Mama sedang kerja.

"Mama kok udah pulang?" kata sang anak heran.

"Mama lagi pusing, kak, makanya mama pulang aja."

"Kata Mbak, kalau lagi pusing buka celana aja nanti aku jilatin."

Hati ibu yang mana yang tidak hancur hatinya mendengar kalimat seperti itu meluncur dari bibir mungil anak kesayangannya. Anak yang diharapkan kesholehannya kemudian hari, anak yang diidamkan kejayaannya kelak, anak yang dengan payah dicarikannya uang agar semua keinginannya tercapai.

Minggu, 11 Mei 2014

Anak Banyak! Terus?

.

"Mbak, ini anaknya semua ya?"tanya seorang ibu tua disampingku

Aku mengangguk mantap.

"Masih muda anaknya empat. Nggak repot mbak?"

"Alhamdulillah dinikmati aja, Bu."

"Banyak anak banyak rejeki ya mbak?"

Ah, pertanyaankah atau justru pernyataan. Senyum simpul justru jadi jawabanku.

----**----

Banyak anak banyak rejeki, sebagian orang sudah tidak peduli lagi dengan 'slogan' tersebut, bahkan ada yang sudah tidak percaya lagi, terbukti dengan arogannya mereka berkata,"jangan kebanyakan anak, biaya sekolah sekarang mahal." Tapi, masih ada juga yang nyatanya yakin dengan ungkapan tersebut, termasuk salah satunya aku.

Kamis, 12 September 2013

Segumpal Rindu Untuk Saudariku

Ijinkan aku sedikit bercerita padamu, sahabat. Dulu aku mengenalnya sebagai wanita shalehah, jilbabnya yang anggun tak sedikitpun menampakkan lekukan tubuhnya, kerudungnya yang lebar membuatnya tampak begitu cantilk. Kalau ditanya kosmetik apa yang diapakai, dia hanya akan menjawab cukup wudhu saja.


Aku sebagai seorang wanita pun terpesona padanya, pada ketulusannya juga pada keistiqomahannya, pada apa yang dia yakini. Hal itu juga yang menginpirasiku untuk turut mengikuti jejaknya berkerudung meskipun masih belum berani berjilbab sempurna sepertinya. Shalatku yang bolong-bolong, atas bimbingannya secara perlahan menjadi sempurna, bahkan selalu mengikutinya untuk shalat tepat waktu.


Waktu, yaa waktu ternyata bisa merubah segalanya. Seiring aku semakin menyempurnakan penutup auratku, dia justru sedikit demi sedikit semakin membuka auratnya. Kecewa, sedih, apalagi setelah tahu bahwa karena seorang laki-laki dia bisa melakukan itu. Entah, laki-laki seperti apa yang tega menjauhkan dia dari agamanya.

Selasa, 10 September 2013

Beriku Satu Nama Pecinta

Bismillahirrahmanirrahim...

Sujud malamku penuh doa..Ku lantunkan mesra dalam sajadahMu..Sebut namaMu di atas cinta..Istikharah cinta dalam alunan syahdu..Berikanku satu nama PecintaMu.

Keringat dingin membasahi sekujur tubuhku, lagi-lagi aku bermimpi yang sama. Siapa sebenarnya dia? Seorang laki-laki yang tak pernah kutemui, tapi begitu sendu menatapku. Ahh...hanya bunga tidur, kenapa aku harus pusing memikirkannya.

"Mbak, ya mbak? Please!"

Laki-laki yang ada di hadapku sekarang, persis seperti makhluk yang selalu hadir di mimpiku akhir-akhir ini.

"Apaan sih? Nggak usah gila deh!"

Aku bergegas melangkahkan kakiku, sedikit berlari hanya untuk menghindari laki-laki gila itu. Gimana nggak dibilang gila, kalo tiba-tiba dia bilang mau ngelamar aku. Cuma orang gila yang ngotot mau ngelamar, padahal dia baru ketemu aku di sini untuk pertama kalinya. Mana ketemunya di rumah sakit tempatku bekerja, jadi wajar donk kalo aku jadi ngganggap dia seorang yang konyol atau mungkin stress karena tunangan atau istrinya baru meninggal.

Tapi tadi selalu menghantuiku, nggak salah lagi dia adalah makhluk yang selalu datang di tiap mimpiku.

 

Kamis, 05 September 2013

Tapi Aku Mencintainya!

Bismillarahmanirrahim...

Sebut saja dia, Jelita. Seorang wanita yang memang jelita seperti namanya. Entah berapa kali dia pacaran bahkan dia sudah melakukan hal yang tak wajar. Seringkali dirinya menuntut untuk berhenti dari kesenangan yang sudah merobohkan harga dirinya sebagai seorang wanita, bagaimana tidak jika hubungan yang berlebihan itu hanya berstatus pacaran bukan suami istri.


Alasan yang kerap kali dia ungkapkan karena dia terlalu mencintainya, sampai tidak mungkin untuk meninggalkan kekasihnya dengan cara atau alasan apapun. Ya, bukankah dunia ini sudah gila, semua yang terlihat biasa bukan lagi menjadi aib tapi justru memalukan kalau tidak ikut didalamnya.


"Tapi aku sangat mencintainya, kalau sampai aku nggak melakukan itu dia akan meninggalkan aku. Setalah apa yang terjadi, aku nggak mau kehilangan dia."